Jumat, 08 Mei 2015

Tokyo University (Tokyo Daigaku) aka TODAI~

Yang pernah nonton dragon zakura pasti ga asing dengan universitas numero ichi di jepang..yup its todai...




The University of Tokyo dalam bahasa jepangnya biasa disebut Todai (Tokyo Daigaku), resmi berdiri pada tahun 1868, dan merupakan universitas tertua di negeri sakura ini. Universitas ini sejak dahulu dikenal sebagai kampus pencetak kaum intelektual, petinggi perusahaan & pemerintah Jepang. Dari para lulusannya yang turut mengharumkan nama Jepang adalah 5 orang peraih nobel termasuk diantaranya mantan PM Jepang, Eisaku Sato, peraih nobel perdamaian, dan yang terkini adalah Prof Masatoshi Koshiba, peraih nobel fisika tahun 2002 dan seorang peraih Fields Prize, atau lebih dikenal dengan penghargaan nobel bagi para matemarikawan. Dengan begitu banyaknya prestasi para lulusannya yang membanggakan, menjadikan Todai sering disebut “The Number One” oleh masyarakat negaranya. Dan bila menilik pengumuman yang dikeluarkan majalah The Times, sebutan itu mungkin tidak salah. Karena disana Todai dinobatkan sebagai kampus terbaik ke-12 sedunia1), dan merupakan kampus terbaik asia. Sebagai perbandingan dengan universitas di Jepang lainnya, yang paling dekat adalah Universitas Kyoto di peringkat 29. Kemudian Institut Teknologi Tokyo, universitas Osaka, universitas Tohoku, Universitas Nagoya masuk dalam 200 universitas top dunia itu. Sementara khusus untuk science dan engineering, di kedua bidang tersebut Todai ditempatkan pada nomot urut 7 terbaik sedunia.

Sebagai kampus berpredikat “The Number One”, menjadikan persaingan untuk masuk ke Todai menjadi begitu keras, karena para pelajar terbaik seluruh Jepang berebut untuk mendapatkan jatah kursi disana. Oleh karena itu, untuk dapat bersaing mendapatkan satu tempat di Todai, biasanya sejak SD para pelajar Jepang sudah merasakan beratnya belajar tambahan di berbagai tempat kursus. So, setidaknya masih bisa dilihat, pride memasuki Universitas Tokyo sangat tinggi. Menurut seorang teman, hanya dengan memperkenalkan diri sebagai mahasiswa Tokyo kepada orang Jepang, tentu mereka akan angkat topi pada kita. Apalagi untuk orang seusia 40-50an. Karena itu tak heran ada yang sampai rela mengulang ambil tes masuk lagi dan lagi agar dapat masuk Todai. 48 persen dari mahasiswa baru Todai 2004 mengatakan bagaimanapun, mereka harus masuk Todai.

Well, bagaimanapun, almamateralmamater selalu menasehatkan jangan merasa bangga dengan kebesaran nama Todai. Dan memang nyatanya, kuliah di Todai bisa jadi sangat membosankan dan tidak inspiratif jika tidak kita sendiri yang aktif. Kalau dilihat dari hasil angket terbaru terhadap mahasiswa Todai, dibanding saat SMP dan SMU, saat masa kuliah hasrat untuk belajar sendiri dibandingkan diajari oleh orang lain menjadi berkurang. Dan tempat yang paling berguna untuk meningkatkan kemampuan belajar adalah di rumah sendiri, baru kemudian kampus. Kesimpulannya, kemandirian masih menjadi kunci sukses. Tingkat kepuasan mahasiswa terhadap kurikulum sekolah mencapai 48 persen saja. Membaca cerita diatas, sepertinya membuat Todai begitu angker jadinya. Tetapi, bagaimana sih sebenarnya lingkungan belajar disana? Sebegitu hebatkah? Berikut ini akan coba dijelaskan secara umum kehidupan kampus di Todai.

Kuliah di Todai

Perkuliahan di Todai dimulai dari awal bulan April dan berakhir pada bulan Februari tahun berikutnya. Dan sama dengan kampus-kampus lain di Jepang pada umumnya, bulan Agustus-September ada libur musim panas, sekitar 2 minggu libur musim dingin di akhir tahun, dan sekitar 1 bulan libur kenaikan tingkat pada bulan Maret. Todai membuka program kuliah sarjana sampai doktor di berbagai bidang ilmu. Khusus untuk program sarjana, tersedia 10 fakultas yang dapat dimasuki, yaitu : Faculty of Law, Medicine, Letters, Pharmaceutical Sciences, Engineering, Science, Agriculture, Economics, Arts & Sciences, Education. Ke-10 fakultas tersebut kemudian akan terbagi lagi menjadi berbagai departemen, atau di Indonesia biasa disebut jurusan. Mengenai departemen apa saja yang tersedia di jenjang sarjana Todai, untuk lengkapnya dapat dilihat melalui link berikut :

http://www.u-tokyo.ac.jp/index/c00_e.html

Tahun Pertama dan Kedua

Perkuliahan tahun pertama dan kedua di Todai dilalui di Komaba Campus. Dalam masa-masa ini, mahasiswa belum terbagi ke dalam jurusan. Mahasiswa hanya dibagi menjadi mahasiswa Sains atau Sosial. Selama periode ini mahasiswa bisa mengambil mata pelajaran umum untuk memperluas wawasan.

Misalnya, mata kuliah yang mengundang entrepreneur terkenal untuk memberikan kiat-kiat bisnis mutakhir. Atau mata kuliah yang menguliti habis tentang permasalahan lingkungan dengan mengundang professor dan dosen dari berbagai bidang penelitian. Ada professor yang menceritakan kegiatannya di Meksiko tentang teknologi penanaman tumbuhan di daerah sahara. Atau juga profesor yang mengupas tuntas peluang-peluang memanfaatkan energi hidrogen seluas-luasnya dalam masyarakat. Contohnya, ya seperti mobil-mobil hybrid dan penggunaan fuelcell. Saran seorang dosen, lebih baik kita menginvestasikan uang kita untuk membuat rumah yang sangat hemat energi dibandingkan menyimpannya dalam bank. Ya, rumah dengan lapisan kaca dobel untuk menghemat energi panas, dan menggunakan atap untuk menyerap energi matahari. Kebanyakan dosen menyenangi kuliah model ini, karena itu saatnya menyampaikan pesan-pesan yang tidak bisa disampaikan saat kuliah biasa.

Kuliah-kuliah umum inilah salah satu tempat mahasiswa ilmu eksak dan social berinteraksi dan saling mengenal, sebelum nanti dipisahkan dalam kuliah-kuliah jurusan. Jadi, inilah saatnya calon saintis mempelajari psikologi manusia dan masyarakat, dan seorang calon ahli ekonomi mengenal sedikit tentang hal-hal berbau teknik dan lingkungan

Tahum Ketiga dan Keempat

Penentuan jurusan dilakukan di akhir semester 3. Saat itu, mahasiswa dipersilahkan mendaftar jurusan yang diminatinya. Bila jumlah pendaftar melebihi jatah kursi yang ada, maka nilai semesteran akan menjadi penentunya. Membaca info di atas, rasanya cukup berat juga bila harus membayangkan bersaing nilai dengan pelajar lain, terutama dengan pelajar jepang. Maklum, mereka kan memang belajar dengan bahasa mereka. Tetapi untungnya, bagi pelajar asing disediakan jalur khusus. Bagi mereka, penentuan jurusan dilakukan sebelum masuk Todai. Jadi, meskipun di atas kertas nilai mereka sulit bersaing untuk masuk jurusan yang banyak peminatnya, mereka tetap dapat memasuki jurusan tersebut, bila saat penentuan jurusan sebelum masuk Todai dikatakan demikian. Tetapi, ini tidak berlaku bagi pelajar asing yang ingin pindah ke jurusan lain. Satu semester perkuliahan di jurusan akan dilewati di Komaba Campus, sedangkan sisanya akan dilalui di Honggo Campus. Lama kuliah minimal untuk S1 di Todai adalah 4 tahun. Di akhir tahun ke-3 atau awal tahun ke-4, akan dilakukan penentuan lab dimana kita akan melakukan riset akhir untuk kelulusan.

Aktifitas Luar Kuliah

Disamping perkuliahan, tersedia beragam jenis klub dan circle di Todai. Bedanya klub dan circle disini adalah, klub memiliki visi untuk meraih prestasi, sementara circle lebih untuk menyalurkan hobi yang ada. Mulai klub dan circle mengenai robotika, IT, mobil balap, hingga yang mengenai olahraga seperti sepakbola, basket, baseball, anggar, panahan gaya barat, panahan tradisional Jepang (kyuudoo), berkuda, aikido, karate, dayung dan banyak lagi. dan mengenai kebudayaan seperti tari Flamenggo, upacara teh jepang, dll tersedia disini. Kemudian ada juga klub volunteer, seperti klub penerjemah bahan-bahan literatur ke dalam huruf Braille, klub untuk anak-anak penyandang cacat, klub perawat orang-orang lanjut usia, dan klub pecinta lingkungan. Kebanyakan mengerjakannya dengan penuh kesungguhan deh. Di Todai, selain prestasi akademis, prestasi luar kuliah pun sangat diperhatikan. Bentuk perhatian ini misalnya dengan memberikan penghargaan khusus bagi mereka yang mempunyai prestasi hingga mengangkat nama Todai, atau bahkan Jepang. Contohnya saja 2 tahun lalu dimana seorang mahasiswa Todai tingkat 2 menjadi pendaki gunung termuda yang menaklukkan 8 puncak gunung tertinggi di dunia. Bentuk perhatian ini menggambarkan bagaimana Todai sangat mendukung pengembangan bakat-bakat tersembunyi mahasiswanya.

Festival Kampus

Selain kegiatan klub dan circle, pada bulan Mei ada festival kampus Honggo yang dinamakan Go-Gatsu-Sai. Sementara sekitar awal bulan November, di kampus Komaba juga ada festival kampus bernama Komaba-Sai. Festival kampus ini, selain untuk mengenalkan Todai ke masyarakat luar, juga dapat digunakan para penggiat klub dan circle untuk unjuk kebolehannya. Misalnya klub dance, tari Flamenggo, akapela, dll dapat melakukan performance saat acara festival kampus ini. Festival ini pun dimanfaatkan sebagai sarana mencari pendapatan untuk kegiatan klub-klub tersebut. Tahun 2004 festival ini menyedot 60ribu pengunjung. Yang paling banyak adalah tenda-tenda makanan khas festival seperti hotdog, yakisoba (mie goreng), manisan, takoyaki (masakan gurita panggang), dan lain-lain. Tenda yang dibuka pelajar asing menawarkan masakan istimewanya masing-masing, seperti kebab, kari, somay, ataupun bakpau. Tim Indonesia pun tak mau kalah dengan menampilkan soto kuning, jajanan pasar klepon dan juga tempe goreng. Tempe saat ini mulai terkenal di antara masyarakat Jepang. Tak lupa pameran-pameran yang menampilkan hasil kerja klub-klub penelitian, seperti robot kreasi terbaru juga hadir di sana. Satu lagi yang hebat dari festival ini adalah keramahannya pada lingkungan. Masalah pembuangan sampah sangat ketat. Di tempat-tempat sampah, ada orang yang ditugasi pembimbing pengunjung untuk memasukkan sampahnya pada kotak yang benar. Kemudian, tenda-tenda penjual yang mengumpulkan kantong sampah dengan tidak benar akan diminta untuk memilah kembali isi kantong sampahnya.

Perjalanan sampah itu pun dipantau terus oleh tim lingkungan sehingga sedapat mungkin sampah-sampahnya bisa didaur ulang, dan sisanya diolah dengan benar. Tim ini pun membuka stand yang memperkenalkan produk-produk hasil daur ulang. Ohya, jadi teringat, bahwa tissue-tissue toilet yang ada di stasiun itu, asalnya dari tiket-tiket yang sudah ditelan pintu keluar otomatis yang ada di stasiun lho

Sarana dan Prasarana

Untuk urusan perkuliahan, Todai memiliki sarana dan prasarana yang sangat lengkap. Perpustakaan di Todai memiliki buku referensi yang sangat lengkap. Selain itu, alat-alat penelitiannya pun dapat dikatakan yang terlengkap seantero Jepang. Untuk prasarana penunjang penelitian, Todai pun memiliki banyak sekali museum yang banyak isinya memiliki nilai sejarah, yang hanya dapat ditemui di museum milik Todai. Untuk kegiatan olahraga, Todai memiliki sarana dan prasarana olahraga yang lengkap. Ada gymnasium, kolam renang, lapangan olahraga, dll. Selain itu, ada pula pusat konsultasi mahasiswa asing yang dapat digunakan untuk membantu berbagai permasalahan kehidupan di Jepang, lalu ada pusat kesehatan di kampus dimana kita dapat berobat murah dan mengikuti medical check-up setiap tahun ajaran baru, ruang komputer umum untuk mahasiswa, dan selain itu ada pula kantin dan toko buku yang

menyediakan diskon khusus bagi mahasiswa yang ingin membeli buku. Todai juga punya koran sendiri. Namanya Todai Shimbun. Terbit delapan halaman, setiap satu pekan sekali. Isinya tentang berita-berita hangat Todai tentu saja, event terbaru yang akan diadakan, juga penelitian-penelitian anyar dan terdepan yang sedang dikulik oleh mahasiswa Todai sendiri. Tak lupa juga wawancara dari orang-orang sukses yang sering ngasih tips-tips berharga bagaimana cara menjalani karir sebagai mahasiswa selama empat tahun, dan mencapai kesuksesan di dunia kerja.

Kegiatan Mahasiswa

Sebagian teman-teman program exchange satu tahun di kampus Komaba merasa heran dengan situasi kampus yang terlihat adem ayem. Teman kita Dyah Widiastuti, mahasiswa Hubungan Internasional UGM, mencari-cari suasana heboh orang berorasi, atau demo-demo yang biasa ditemukannya di kampus Gajah Mada, terutama di fakultas fisipol. Pemilu yang baru-baru ini dilaksanakan pun tampaknya tak terlalu mengundang reaksi mahasiswa untuk mengkampanyekan sesuatu. Menurut Song Ji Yeon dari Universitas Seoul dan Suzanne Bleesch dari Universitas Toronto, kampus mereka di Seoul dan Kanada lebih aktif dan dinamis.

Kalau dilihat, memang mahasiswa itu hidup jauh dari dunia politik. Kalau tidak belajar, ya kegiatan klub. Atau kerja—kerja parttime.

Mahasiswa Indonesia

Jumlah mahasiswa Indonesia yang berkuliah di Todai ada 62 orang, dan merupakan jumlah mahasiswa asing terbanyak ke-6 setelah Cina, Korea Selatan, Taiwan, Thailand, dan Vietnam. Mahasiswa Indonesia di Todai, meskipun tersebar di banyak kampus dan pusat penelitian, tapi tetap bersatu dalam wadah PPI Todai (Persatuan Pelajar Indonesia Todai). Kegiatan utama PPI Todai selain membantu teman-teman yang baru masuk Todai untuk terbiasa dengan lingkungan Jepang dan kampus, juga aktif mengadakan kegiatan seperti penggalangan dana, baik itu untuk korban tsunami di Sumatera, maupun beasiswa untuk

pelajar di Indonesia. Selain itu, PPI Todai juga aktif melakukan kegiatan olahraga dan kumpul-kumpul bareng, sambil mendengarkan pengalaman dan sedikit cerita riset dari anggota yang telah selesai tugas belajar di Todai. Pada festival Go-Gatsu-Sai, PPI Todai juga aktif membuka stan yang menjual makanan khas Indonesia. Dan selain itu, di acara ini kita juga dapat menampilkan pertunjukan tari dan memperdengarkan lagu tradisional Indonesia, dengan maksud mengenalkan budaya Indonesia kepada masyarakat Jepang.

Dalam kegiatan perkuliahan, kualitas pelajar Indonesia bisa dikatakan tidak kalah dibanding pelajar asing lainnya, maupun pelajar asli Jepang. Diantaranya, ada yang dapat meraih nilai terbaik di jurusannya, ada pula yang menjadi orang terbaik di labnya, dan bahkan ada pula yang menjadi terbaik di fakultasnya. Sementara itu, ada pula mahasiswa Indonesia yang dapat menyeberang ke MIT (Massachusetts Institute of Tech) setelah lulus dari Todai.

Penutup

Begitulah cerita singkat mengenai kuliah, kehidupan di dalam kampus, sampai cerita mengenai mahasiswa Indonesia di Todai. Tidak dapat dikatakan lengkap memang, karena begitu banyak potongan-potongan cerita, yang tak dapat diuraikan seluruhnya disini. Tapi saya harap, cerita ini dapat menjadi penyemangat bagi adik-adik dan rekan-rekan yang ingin mencoba menimba ilmu dan pengetahuan, serta mengasah bakat yang dimiliki, di kampus Todai ini. Lets take the chance, for making the better future. Nihon de mata aimashou (sampai jumpa di Jepang).


* Mahasiswa Bio Medical Precision Engineering Laboratory,
The University of Tokyo
Alumni SMUN 8 Jakarta 1999

** Mahasiswi Chemical Engineering, The University of Tokyo
Alumni SMUN 1 Jogjakarta 2002

Ket :
1)Hal ini berdasarkan penilaian dengan item penilaian:
(1)Peer Review (1000), (2)InternationalFaculty(100),
(3)InternationalStudents(100),
(4)Faculty/Student(400), (5)Citations/Faculty (400).
Perangkingan ini baru sekali dilakukan oleh The Times, dimuat
dalam Higher Education Supplement (THES) keluaran 4
November 2004. Penilaian ini dinilai cukup objektif karena
memakai peer review sebagai penilaian utama

"diambil dari : http://www.pmij.org/index.php/content/view/154/"

hua~~ pengen kuliah di Jepang!!
setelah lulus disini pengen pengen banget kesana...
di universitas manapun itu.. syukur-syukur dapet todai tapi kayanya Todai berat banget...we'll see what happen in future...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar