Manajemen
Keuangan merupakan salah satu fungsi yang penting (strategik) bagi keberhasilan
perusahaan. Hampir semua kejadian penting dalam perusahaan mengandung aspek
keuangan, misalnya keputusan mengenai penambahan suatu lini produk baru,
memperluas kapasitas, menambah mesin pabrik, menjual tambahan surat berharga,
mengadakan perjanjian leasing, pembagian dividen, dan membeli kembali saham
perusahaan. Semuanya merupakan contoh peristiwa yang tidak terlepas dari aspek
keuangan. Pengelolaan dana
suatu perusahaan sangatlah penting artinya agar dapat digunakan sesuai
kebutuhan. Bukanlah hal yang mustahil kalau ada suatu perusahaan yang dapat
meningkatkan penjualan, tetapi mengalami kesulitan uang karena arus kas masuk
yang diterimanya tidak mencukupi untuk membeli bahan baku atau membayar
hutang-hutangnya yang telah jatuh tempo (Binus, 2011).
Keuangan merupakan salah satu fungsi bisnis yg bertujuan untuk
membuat keputusan investasi, pendanaan dan dividen (Usu, 2007). Penelitian aspek marketing ini
bertujuan untuk mengidentifikasi hasil produk yang dibutuhkan konsumen dan
mengukur besarnya kebutuhan tersebut. Kemudian dilakukan pengukuran besarnya
demand terhadap produk tersebut dengan melakukan peramalan (forcasting) (Elib
Unikom, 2008). Aspek finansial dan ekonomi merupakan suatu faktor
terpenting dalam suatu perusahaan, kedua aspek tersebut berperan dalam hal
investasi awal, penanaman modal, profit serta jenis-jenis pengeluaran dan
pemasukkan lainnya (Kelompok 2, 2012).
1.2. Metode
Analisis Investasi
Terdapat banyak motede yang digunakan untuk menilai kelayakan ekonomi suatu
usaha investasi. Beberapa metode yang sering digunakan adalah terdiri dari enam
motede, diantaranya metode nilai sekarang, nilai tahunan, nilai yang akan
datang, periode pengembalian modal, rasio manfaat dan biaya serta tingkat suku
bunga pengembalian modal (Mercubuana, 2009).
1.2.1
Metode Ekivalensi Nilai
Sekarang (Present Worth Analysis)
atau dikenal dengan isitilah umum PNV (Net
Present Value)
Metode net present value (nilai sekarang neto)
adalah metode penilaian investasi yang menggunakan discounted cash flow, atau metode yang mempertimbangkan nilai waktu
uang pada aliaran kasyang terjadi. Pengertian dari nilai sekarang netto
(disingkat NPV) adalah selisih netto antara nilai sekarang aliran kas masuk dan
aliran kas keluar (Miswanto, 1998).
Motede ini didasarkan pada nilai sekarang bersih yang
diperoleh dari perhitungan nilai sekarang aliran dana masuk (penerimaan) dan
nilai sekarang aliran dana keluar (pengeluaran) selama jangka waktu analisis
dan suku bunga tertentu (Mercubuana, 2009). Metode NPV merupakan model yang
memperhitungkan pola cash flow
keseluruhan dari suaitu investasi dalam kaitannya dengan waktu berdasarkan discount rate tertentu (Universitas
Terbuka, 2011). Pengertian lain mengenai metode yaitu merupakan metode yang
memperhitungan nilai sekarang dengan memeprhitungan pola aliran kas dari suatu
investasi proyek (Kelompok 2, 2012).
Kriteria nilai sekarang neto didasarkan pada konsep mendiskonto seluruh aliran kas nilai sekarang. Dengan mendiskonto semua aliran kas masuk dan keluar semua umur proyek ke (investasi) nilai sekarang, kemudian menghitung angka neto maka akan diketahui selisihnya dengan memakai dasar yang sama yaitu harga (pasar) saat ini. Aliran kas proyek (investasi) yang dikaji meliputi keseluruhan, yaitu biaya pertama, operasi, produksi, pemeliharaan dan lain-lain pengeluaran Rumus untuk yang digunakan berdasarkan metode ini adalah sebagai berikut (Mercubuana, 2007):
Dimana:
NPV = Nilai sekarang neto
(C) t = Aliran kas masuk tahun ke
t
(Co)t = Aliran kas keluar t
n = Umur unit usaha hasil
investasi
i = Arus pengembalian (rate of return)
t = Waktu
Kelebihan dari metode NPV
adalah dapat memasukkan nilai faktor waktu terhadap uang serta mempertimbangkan
semua aliran kas proyek. Disamping itu, metode ini juga dapat mengukur besaran absolute, bukan relatif sehingga mudah
dalam mengikuti kontribusinya dalam usaha meningkatkan kekayaan perusahaan atau
pemegang saham (Mercubuana, 2007).
1.2.2
Metode Periode Pengembalian
Modal (Payback Period)
Periode pengembalian adalah jangka waktu yang
diperlukan untuk mengembalikan modal suatu investasi, dihitung dari aliran kas
bersih (Net). Periode pengembalian
biasanya dinyatakan dalam jangka waktu per tahun (Mercubuana, 2007). Metode
pengembalian yang sering disebut dengan metode pembayaran sederhana menunjukkan
likuiditas proyek dan bukan kemampuan labanya. Metode pengembalian telah
digunakan sebagai ukuran tingkat rasio suatu proyek, karena likuiditas
berhubungan dengan berapa cepat suatu investasi dapat dikembalikan. Periode
pengembalian yang cepat merupakan sesuatu yang diinginkan. Secara sederhana metode pengembalian menghitung
jumlah tahun yang diperlukan untuk atrus kas masuk agar sama dengan arus kas
keluar (Paul, 1999). Pengertian lain mengenai metode ini adalah suatu metode
yang menganalisis seberapa cepat suatu modal investasi dapat segera
dikembalikkan (Kelompok 2, 2012).
Metode ini memiliki beberapa keuntungan diantaranya
merupakan metode yang sederhan, perhitungannya yang tidak sulit serta meberikan
pengertian yang mudah tentang waktu pengembalian modal. Bagi proyek yang
memiliki resiko semakin lama semakin tinggi atau perusahaan yang peka terhadap
masalah likuiditas pada masa awal investasi, dengan mengetahui kapan
pengembalian modal selsai akan amat membantu untuk memutuskan disetujui atau
tidaknya proyek tersebut. Jadi, berlaku seperti indeks resiko bagi investor.
Investasi yang menghasilkan produk dengan model yang relative cepat berubah
using, perlu diketahui kapan dicapainya periode pengembaliannya (Mercubuana,
2007).
Masalah-masalah atau keterbatasan dari metode payback period adalah tidak memberikan gambaran bagaimana situasi
aliran kas sesuadh periode pengembalian selesai. Metode payback period ini tidak mempertimbangkan nilai waktu terhadap uang
serta tidak memberikan indikasi profitabilitas dari unit usaha hasil proyek
(Mercubuana, 2007).
1.2.3
Metode Tingkat Bunga
Pengembalian Modal atau leibih dikenal dengan Internal Rate of Return Method (IRR)
Metode ini merupakan metode tingkat pengembalian yang
paling luas digunakan untuk menjalankan analisis ekonomi teknik. Metode ini
member solusi untuk tingkat bunga yang menunjukkan persamaan dari nilai
ekivalen dari arus kas masuk (penerimaan atau pengehematan) pada nilai ekivalen
arus kas keluar (pembayaran, termasuk biaya investasi) (Paul, 1999). IRR juga merupakan suatu nilai petunjuk yang
identik dengan seberapa besar suku bunga yang dapat diberikan oleh investasi
tersebut dibandingkan dengn suku bunga bank pada umumnya (Mercubuan, 2009). Definisi lain menjelaskan bahwa metode ini merupakan
metode yang memperhitungan besaran pengembalian modal oleh suatu investasi yang
dibandingkna dengan suku bunga yang berlaku pada umumnya (Kelompok 2, 2012). Syarat kelayakannya adalah apabila IRR lebih
besar dari suku bungan MARR, untuk menghitung nilai IRR dapat menggunakan rumus
coba-coba sebagai berikut (Mercubuana, 2009):
IRR = i1 – NPV1 * (i1-i2) (NPV2-NPV1)
Menganalisis usulan proyek dengan
IRR memberikan petunjuk yaitu apabila IRR lebih besar dari arus pengembalian
yang diinginkan, maka proyek diterima. Apabila suatu proyek mempunyai IRR lebih
besar daripada biaya dana maka proyek diterima. Ini berarti proyek menguntungkan
karena ada kelbihan dana bagi shareholder
setelah dana yang dihasilkan proyek digunakan untuk membayar modal. Namun
apabila IRR lebih kecil daripada arus pengembalian yang diinginkan maka proyek
ditolak (Mrecubuana, 2007).
1.3
Break Event Point (BEP)
Break even point adalah
volume penjualan dimana penghasilannya (revenue)
tepat sama besarnya dengan biaya totalnya, sehingga perusahaan tidak
mendapatkan keuntungan atau menderita kerugian (Riyanto, 2010). BEP juga dapat
didefinisikan sebagai titi impas dalam hal unit yang dihasilkan dan biaya yang
diperoleh tanpa mengalami keuntungan maupun kerugian (Kelompk 2, 2012). Break event point menyatakan volume
penjualan dimana total pengahasilan tepat sama besarnya dengan total biaya,
sehingga perusahaan tidak memperoleh keuntungan dan tidak juga memperoleh
kerugian. Asumsi dasar dalam break event antara lain adalah sebagai berikut
(Mercubuana, 2008):
1. Biaya
dapat diklasifikaiskan kedalam komponen biaya variabel dan biaya tetap.
2. Total
biaya variabel berubah secara proposional dengan volume produksi atau
penjualan, sedangkan total biaya variabel perunit tetap konstan.
3. Total
biaya tetap tidak mengalami perubahan, meskipun ada perubahan volume produksi
atau penjualan, sedangkan biaya tetap perunit akan berubah karena adanya
perubahan volume kegiatan
4. Harga
jual perunit tidak akan berubah selama periode melakukan analisa.
5. Perusahaan
hanya membuat dan menjual satu produk. Jika membuat dan menjual lebih dari satu
jenis produk, maka perbandingan penghasilan penjualan antar masing-masing
produk akan tetap konstan
6. Kapasitas
produksi pabrik relatif konstan
7. Harga
faktor produksi relatif konstan
8. Efesiensi
produksi tidak berubah
9. Perubahan
pada persediaan awal dan akhir jumlahnya tidak berarti
10.Volume merupakan faktor
satu-satunya yang mempengaruhi biaya
DAFTAR PUSTAKA
Degarmo, E.Paul. 1999. Ekonomi Teknik.
PT. Prenhallindo: Jakarta.
Miswanto dan Widodo, Eko. 1998. Manajemen keuangan 1. Universitas
Gunadarma. Jakarta.
Riyanto, Bambang. 2010. Dasar-dasar Pembenajaan Perusahaan Ekonomi
dan Bisnis. Universitas Gadjahmada. BPFE. Yogyakarta.
http://Elib.unikom.ac.id
http://mercubuana.ac.id
http://USU.ac.idcopied by : http://wwwirfiamelia.blogspot.com/2013/12/aspek-ekonomi-dan-finansial.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar